Translate

Selasa, 01 Juli 2014

MANFAAT SIWAK YANG DIGUNAKAN DENGAN PENUH KEIMANAN


APA ITU SIWAK : Siwak berarti alat untuk membersihkan mulut. Namun selanjutnya istilah siwak digunakan untuk pembersih gigi dengan menggunakan sejenis akar atau ranting pohon arak (saludora persica) banyak tumbuh di kawasan Semenanjung Arab. Akar siwak berpungsi sebagai sikat dan Pasta.   

KAPAN DIANJURKAN BERSIWAK : Kapan saja kita mau atau bagi yang beragama Islam bersiwak bisa dilakukan setiap akan berwudhu untuk mendirkan Sholat 5 waktu. Tapi untuk yang sedang berpuasa bersiwak diatas jam 12 Siang Hukumnya makruh (Berdasarkan pendapat Imam Syaf’i).

CARA BERSIWAK: 
1). Berdo'a. 2). Basahi kayu siwak dengan air lalu sikatkan ujung   siwak yang sudah dihaluskan pada gigi dengan gerakan seperti huruf 8 yang ditulis rebah dimulai dari gigi tengah atas ke arah gigi kanan atas lalu ke gigi kanan bawah lalu mengarah ke gigi tengah atas, selanjutnya kearah kiri dengan cara yang sama sehingga gerakannya mirip hurup 8 ditulis rebah. Diakhiri dengan menggosokannya dilidah sehingga terasa mau muntah lalu kumur-kumur. 3). Bersikan siwak dengan air. 4). Setelah selesai baca Alhamdulillah.  letakan kayu siwak di tempat yang suci dan bersih> Jangan buang sisa kayu siwak di tong sampah atau ditoilet dianjurkan di kuburkan ditanah>.

Inilah Doa Bersiwak “Allahummah thohhir bissiwaak, Asnaaniy waquwwi bihi litsaatsy, wa afshih bihi lisaniy” (Artinya: Ya Rob bersihkan dan kuatkanlah gigi & gusiku, dan fasihkanlah lisanku).

FAEDAH DAN KEUTAMAAN BERSIWAK
Faedah menurut ulama: Dapat membersihkan mulut, mendapat ridha Tuhan, memutihkan gigi, mengharumkan mulut, meluruskan tulang punggung, menguatkan gusi, memperlambat tumbuhnya uban, membersihkan badan, menambah kecerdasan, melipatgandakan pahala, mempermudah keluarnya ruh, menyebabkan ingat bacaan syahadat ketika menghadapi kematian, menyebabkan kelapangan rizqi dan kecukupan, melancarkan rizqi, memperbaiki kesehatan mulut, menghilangkan kotoran dan lendir di tenggorokan, menguatkan gigi, menambah kebaikan, menyenangkan malaikat dan mereka akan mau bersalaman karena tertarik pada cahaya mukanya (muka orang yang bersiwak), menghilangkan penyakit kusta.

Menurut Peneliti: Ramli Mohammed Diabi, menghabiskan 17 tahun masa hidupnya hanya untuk meneliti kegunaan siwak. Dia berpendapat, siwak juga berfungsi untuk menghilangkan efek kecanduan bagi perokok aktif.
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan yang bernama Rudat, direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam tulisannya itu ia berkata, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.

Beliau mengatakan siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dan sendi pada ekstremitas atas dan bawah. 

Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil. 
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang).

Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis.

Kalau kita mengaku beriman seharusnya kita selalu percaya bahwa setiap yang dikerjakan Rasulullah pasti mengandung kebaikan didunia dan akhirat lalu mengikutinya, tidak harus minta dibuktikan terlebih dahulu kebaikannya oleh peneliti.

Rujukan hadist-hadist:
Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak mendirikan shalat. (H.R Al-Bukhari).
Barang siapa menghidupkan sunahku maka dia sudah cinta kepadaku, barang siapa yang cinta padaku akan bersamaku disurga (Hadist)
Sumber diresume dari: http://kuncisehatdansukses.blogspot.com

Selasa, 03 Juni 2014

APAKAH DENGAN BERMAZHAB AKAN MENYEBABKAN PERPECAHAN UMAT ISLAM


Mazhab pada hakikatnya adalah pendapat. Penjelasannya adalah bahwa tidak semua hukum-hukum syariah bisa dengan jelas ditemukan dasar dalilnya di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Ada begitu banyak hukum yang tidak mudah ditemukan dalilnya, bahkan boleh dikatakan bahwa justru sebagian besarnya justru tidak bisa dengan mudah didapat dalilnya dengan cara yang gamblang pada nash-nash syariah itu.
Untuk itu para fuqaha, yaitu ulama yang ahli di bidang istimbath hukum, perlu melakukan berbagai upaya ijtihad untuk dapat mengeluarkan kesimpulan. Dalam prosesnya, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemudian muncul perbedaan-perbedaan antara satu dengan yang lain. Hal itu tentu terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Mazhab pada hakikatnya adalah sebuah kesimpulan hukum yang diambil. Bermazhab maksudnya melakukan ibadah dengan mereferensi pada pendapat 4 imam yang terkenal / Mu’tabar seperti Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafe’i dan Imam Hanbali. 4 Imam ini telah menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai dasar Pendapatnya. 4 Imam inipun telah memenuhi syarat-syarat untuk Ijtihat antaralain: Hafizd Alqur’an dan hafal Ribuan Hadist dan memahami keterkaitan Hadist dengan Al-qur’an.

Untuk lebih jelasnya silahkan baca Artikel dibawah ini mudah-mudah akan membuka wawasan kita mengenai bermazhab

Diringkas dari Artikel bermazhab memecah belah & membuat susah ??


Dalam salah satu dialog yang terekam diatas, :
saya hanya memberi contoh mazhab yang paling terkenal di Indonesia juga membenarkan hal itu, bukan mazhabiyah, saya tidak ikut mazhab, saya hanya mengikuti hadist saja, ngapain susah susah dengan mazhab , kalaupun mau dikatakan bermazhab , maka saya mazhabnya ahlul hadist yang lebih mengutamakan Sir, bukan jahar”. Sungguh hebatnya Ilmunya yang tidak mau bermazhab. Apakah tidak mengetahui jika para Ahli Hadits saja bertaqlid/ bermazhab kepada salah satu imam yang 4 (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi & Imam Ahmad).

Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal sebagai ulama hadits terkemuka dan pendiri fiqih Mazhab Hambali, juga pernah belajar kepada Imam Syafi’i. Selain itu, masih banyak ulama-ulama ahli ‘ilm yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi’i, antara lain:
Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, Imam Baihaqi, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam Tabari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-Suyuti, Imam Ibnu Katsir, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Hakim, dll.

Berbagai Tuduhan Terhadap Mazhab Fiqih:
Ada begitu banyak tasykik (keraguan) yang diarahkan kepada mazhab fiqih, baik yang dilancarkan oleh orientalis musuh-musuh Islam, atau pun dilontarkan dari kalangan umat Islam sendiri, yang sekiranya ilmunya kurang mendalam dalam urusan kedudukan mazhab fiqih.
Yang dari kalangan umat Islam sendiri ada dua macam, yaitu mereka yang semata-mata awam dan kurang ilmu tapi mau belajar dan siap tercerahkan. Tetapi ada juga yang sudah bodoh, kurang ilmu, sikapnya mau menang sendiri dan  merasa dirinya 100% mutlak selalu benar. Kita berlindung kepada Allah dari kedua sifat ini.

Ada begitu banyak tuduhan yang dilancarkan, bertubi-tubi dan tidak pernah berhenti, seolah-olah orang yang bermazhab itu bertaqlid buta, melakukan bid’ah, menghidupkan jiwa fanatisme dan perpecahan, serta ketinggalan zaman. Tentu tuduhan-tuduhan itu sangat lemah, tidak berdasar dan mudah sekali dipatahkan tuduhan yang saat ini sering dilontarkan adalah:

Bermazhab Dituduh Menghidupkan Fanatisme dan Perpecahan
Banyak orang mengira bahwa dengan menggunakan mazhab fiqih berarti sama saja kita mundur ke belakang dan kembali kepada fanatisme kelompok dan bermuara kepada perpecahan di tengah umat Islam.

Padahal Allah SWT mewajibkan umat Islam bersatu dan mengharamkan perpecahan.
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ
Dan berpegang-teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan berpecah belah. (QS. Ali Imran : 103)
  
Jawaban
Perbedaan pendapat itu tidak berarti perpecahan. Sebab para nabi dan rasul pun boleh berbeda pendapat, tetapi kita tidak mengatakan bahwa mereka telah berpecah belah. Demikian juga para malaikat yang mulia dan tidak punya nafsu itu bisa saja berbeda pendapat, sebagai kisah orang yang membunuh 99 nyawa ditambah satu nyawa. Tetapi kita tidak bisa menarik kesimpulan bahwa para malaikat telah berpecah-belah atau saling bermusuhan.
Maka antara perbedaan pendapat dengan perpecahan dan permusuhan ada jurang pemisah yang sangat lebar.
Perpecahan atau permusuhan itu biasanya tidak dipicu dari perbedaan pendapat, melainkan lebih sering dipicu dari rasa iri dan dengki, atau dendam yang dipendam lama dan dikipas-kipaskan oleh setan.

Dan para ulama ketika berbeda pendapat, sama sekali jauh dari niat untuk berpecah belah. Justru mereka saling menghormati dan saling menghargai. Para ulama antar mazhab sudah terbiasa berbalas pujian satu dengan yang lain, karena sifat dan sikap tawadhdhu’ mereka yang memang merupakan ciri khas dan akhlaq paling dasar.
Sedangkan perpecahan atau permusuhan biasanya terjadi antara pihak-pihak yang sakit hati, dan adanya persaingan yang tidak sehat.
Memang kadang ada segelintir orang yang kurang ilmu membangga-banggakan gurunya dan kelompoknya, lalu dia membawa-bawa mazhab ketika berseteru dengan musuh-musuhnya. Padahal seandai orang belajar ilmu agama lewat jalur yang benar, tidak mungkin dia bersikap suka menyalahkan orang lain, atau mengejek serta mencaci maki kelompok lain.
Sikap kurang terpuji seperti itu biasanya lahir dari pribadi-pribadi yang tidak pernah belajar ilmu agama dengan manhaj yang benar. Maka kalau ada orang suka menyalahkan pendapat yang berbeda, ketahuilah bahwa sikap itu adalah ciri-ciri dari kurangnya ilmu.


Untuk lebih lengkapnya silahkan baca artikel ini di http://generasisalaf.wordpress.com